Nama : Lilis Dwi Kusumo Wardany
Kelas : 3 DD 03
Npm : 30208733
www.lieswardany.blogspot.com
Pangsa Pasar Ritel Masih Potensial
Untuk mengetahui pasar potensial ritel dapat di lihat dari beberapa contoh yang akan di berikan di bawah ini:
Sumber dari Internet : JAKARTA (Suara Karya) Pangsa pasar properti untuk pusat perbelanjaan dan ritel di wilayah Bandung Selatan dinilai masih potensial. Alasannya Dengan adanya populasi penduduk mencapai 3 juta jiwa dan didukung keberadaan puluhan perumahan kelas menengah ke atas, namun jumlah pusat perbelanjaan di kawasan ini ternyata masih tergolong minim.
Seperti yang dilakukan pengelola Citylink Bandung, Dengan akses Tol Padalarang-Cileunyi menjadikan pangsa pasar ritel/ pusat perbelanjaan di Bandung Selatan masih prospektif menjaring pengunjung dari luar Kota Bandung. Keyakinan ini di sampaikan "Dengan populasi penduduk di sekitar mal saja yang diperkirakan mencapai 1,187 juta jiwa, kami optimistis. Untuk tahap awal, pengunjung Festival Citylink bisa mencapai 20.000-30.000 orang per hari," ujar Chief Operation Officer Festival Citylink Bandung Tjen Ruddy Chandra di Jakarta, Kamis (3/9).
Keunggulan lain, pusat ritel ini akan menjadi mal dengan sarana areal pertunjukan dan pameran (ballroom) terbesar di Bandung, yakni seluas 3.000 m2. Dengan konsep barunya itu, pihak pengembang cukup yakin Festival Citylink bakal mampu bersaing dengan kompetitor lain yang lebih dulu hadir di Bandung.
Contoh lainnya tentang Pasar ritel masih potensial yaitu di Batam, rencana Carrefour akan membuka dua gerai baru di Batam yang berlokasi di Mal Harbour Bay pada Januari 2010 dan Mal Kepri pada 2011. Ekspansi perusahaan ritel asal Perancis ini akan menambah daftar perusahaan hipermarket yang beroperasi di pulau ini setelah sebelumnya dua hipermarket nasional sudah lebih dulu hadir.
Memulai bisnis ritel
Memulai bisnis bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang membuat orang urung memulai bisnis. Semestinya memulai bisnis tidak menjadi salah satu sumber ketakutan bagi setiap orang. Untuk menghilangkan ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan bisnis yang matang sehingga dapat menjalaninya dengan optimistis. Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha.
1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik
Memulai Bisnis Dengan Sukses
Sebelum memulai suatu usaha maka hal yang terpenting adalah pemahaman kita akan konsep produk atau jasa yang akan menjadi bisnis inti. Kita perlu memahami bukan hanya secara teknis produksi tetapi juga pasar dan prospek mulai daripada lingkungan yang terkecil kepada lingkungan yang terbesar. Dalam topik ini dibahas secara menyeluruh aspek-aspek yang penting dalam melakukan analisa atas kelayakan dan prospek produk termasuk produk-produk yang sama sekali baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar dan lainnya.
2. Membuat visi dan misi bisnis
Setiap orang yang mau memulai bisnis harus mengetahui visi dan misi yang akan menjadi panduan seseorang untuk tetap fokus kepada tujuan bisnis dan organisasi yang awal. Seringkali suatu usaha pada saat mulai berkembang pada tahap berikutnya mengalami kegagalan karena organisasi tersebut tidak memfokuskan diri kepada peningkatan kemajuan bisnis awal tetapi terlalu banyak mencoba mengembangkan bidang usaha lain yang baru. Dalam topik ini setiap orang akan belajar bagaimana membuat visi dan misi dalam kaitannya dengan latar belakang pribadi dan pengetahuan usaha yang akan anda rintis.
3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses
Sikap mental merupakan kunci keberhasilan atas usaha anda selain daripada pemahaman usaha anda. there is no over night success sesuatu yang harus dicamkan daripada setiap calon “entrepreneur” karena dibutuhkan waktu, sikap tidak menyerah, proses belajar secara kesinambunga, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat anda menjadi patah semangat namun melihat setiap peluang dan belajar atas setiap kegagalan.Anda akan belajar untuk mengembangkan sikap-sikap diatas untuk menjadi “bisnis entrepreneur” yang sukses.
4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.
Secara statistik hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan karena tidak adanya atau kurang efektifnya perencanaan bisnis yang anda buat. Asumsi-asumsi seperti kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga dan biaya dan aspek lainnya dalam perencanaan bisnis haruslah menggambarkan secara akurat realitas pasar atau praktek yang ada dalam suatu industri. Sistematika perhitungan dan proyeksi pendapatan dan biaya harus dibuat secara tepat sehingga membantu setiap calon pengusaha untuk menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja termasuk struktur biaya untuk persiapan awal, tahap percobaan, produksi secara komersial, inventori, distribusi, pemasaran, administrasi, sumber daya manusia dan juga komponen pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan inti dan tambahan. Pemahaman yang baik atas hal ini juga akan membantu calon entrepreneur untuk dapat mengindentifikasi potensi resiko bisnis, manajemen dan keuangan dan membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat menghindari setiap resiko tersebut.
5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen.
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik untuk memastikan proses pemasaran, produksi, distribusi dan penjualan berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif karena pengawasan yang tidak efektif dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, koordinasi dan komunikasi antar pegawai yang tidak efektif sehingga banyak keputusan yang terlambat, perekrutan pegawai yang tidak efektif sehingga banyak pegawai yang keluar masuk dan membuang banyak waktu dan biaya, pelatihan yang tidak baik sehingga produktivitas pegawai yang rendah dan masih banyak lagi permasalahan organisasi. Dalam topik ini kami akan memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek yang sangat penting yang harus dipelajari oleh calon bisnis entrepreneur untuk menghindari resiko manajemen yang dapat menyebabkan kegagalan usaha.
6. Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
Sumber Daya Manusia atau SDM merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwasanya untuk memulai usaha seringkali apabila kita merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi sangat baik dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistim dalam jangka pendek. Dengan SDM yang tepat maka kita sudah setengah jalan untuk menjadi sukses. Topik ini akan membantu kita untuk memahami kriteria pegawai yang baik dan sesuai dengan kebutuhan usaha, manajemen SDM secara umum termasuk sistim penilaian kinerja pegawai sehingga setiap pegawai akan merasa puas dan juga bagaimana memotivasi pegawai baik secara psikologi umum maupun dengan sistim insentif untuk mengoptimalkan kinerja pegawai.
7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting?
Dalam memulai usaha umumnya setiap calon entrepreneur akan mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan terjadi karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti “thinking outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternatif solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan sangat membantu anda untuk menyesuaikan produk-produk anda agar dapat diterima oleh pasar dan juga melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Kepemimpinan sangat penting dalamkrisis untuk membuat setiap pegawai dan semua orang yang terlibat dalam usaha anda percaya bahwasanya anda tidak panik, menjadi tempat last resort solusi atas semua permasalahan dan menjadi panutan. Proses Pembuatan Keputusan akan membantu anda dalam mencari alternatif solusi dan memilih yang terbaik untuk usaha dan organisasi anda. Dalam topik ini anda akan mendapatkan cara-cara mengembangkan kreativitas usaha anda, ciri-ciri kepemimpinan yang cocok dengan latar belakang pribadi anda dan bagaimana proses yang benar dalam membuat keputusan dalam setiap permasalahan.
8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya. Dalamtopik ini akan dibahas pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas yang seperti darah dalam tubuh manusia, biaya pendanaan, pembiayaan modal kerja dan investasi, struktur modal, aset perusahaan, penyertaan modal dan lainnya.
9. Pemasaran, pelayanan dan product brand
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Di lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru. Dalam topik ini akan dibahas secera menyeluruh semua aspek penting dalam membuat strategi pemasaran, identifikasi pelayanan yang dibutuhkan pelanggan dan bagaimana menciptakan product brand dan efeknya kepada keberhasilan usaha.
Eksistensi bisnis ritel
Beberapa uraian dibawah ini mencakup alasan-alasan penting yang mendasarinya eksistensi bisnis ritel :
1. Kesadaran mengambil resiko.
Didasari bahwa operasional perusahaan ritel adalah bisnis beresiko, maka pada tingkatan strategi dan operasional diperlukan aplikasi Manajemen Resiko.
2. Lingkungan Usaha yang Berubah.
Perkembangan bisnis ritel kini terus bergerak ke arah lingkungan yang dinamis, komplek, terdiversifikasi dan sangat kompetitif. Proses perubahan ini telah menjadi salah satu pemicu dari semakin tingginya intensitas resiko yang timbul dari setiap kegiatan operasional. Perubahan lingkungan usaha ini ditandari sekaligus disebabkan oleh keterkaitan satu sama lain beberapa faktor dibawah ini :
• Tuntutan konsumen yang semakin tinggi dan persaingan yang semakin tajam serta terdiversifikasi. Kondisi ini tak jarang memangkas margin, sehingga perlu ada upaya untuk menghindarkan diri atau mengantisipasi agar gangguan operasional dalam berbagai bentuknya tidak membuat kerugian lebih banyak.
• Kedua hal tersebut tidak terlepas dari lokasi berusaha (demografis) dan situasi sosial-politik (psikografis) dimana usaha itu berlangsung. Perkembangan usaha, teknologi dan komunikasi menimbulkan adanya potensi gangguan operasional bagi toko-toko.
3. Peraturan Perundang-Undangan dan Otonomi Daerah (Peraturan Daerah).
Sejumlah undang-undang yang berlaku di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung, mewajibkan pelaku usaha untuk memenuhi hak dan kewajiban konsumen / masyarakat. Beberapa undang-undang yang berkait dengan operasional pelaku usaha ritel cukuplah banyak, diantaranya : Undang-Undang Tenaga Kerja, Undang-Undang Konsumen, Undang-Undang Perlindungan Hak Cipta, dan Undang-Undang Pajak.
Terlebih bila perusahaan memiliki sejumlah outlet yang tersebar di sejumlah 39 kota di seluruh Indonesia, maka mau tak mau, siap tak siap, perusahaan pun akan juga sangat erat bersinggungan dengan peraturan daerah yang seringkali sangat berbeda penerapannya antara satu daerah dengan daerah lain. Perbedaan-perbedaan itu perlu difahami sedemikian hingga mampu meminimalisasi resiko operasional toko.
4. “Crisis Quotient” Pelaku Bisnis Ritel.
Pelaku bisnis ritel – antara lain Regional Command dan Store Command – dituntut untuk mampu mengidentifikasi hingga mengelola manajemen resiko operasional. Untuk itu kecerdasan mengelola krisis sudah jadi tuntutan yang melekat bagi pelaku bisnis ritel.
Pengelolaan Manajemen Resiko yang efektif berpotensi menjadi basis penyusunan strategi bisnis kedepan dan bermanfaat untuk sejumlah faktor dibawah ini :
• Mengelola perubahan (organisasi, SDM dan proaktivitas terhadap perubahan lingkungan eksternal).
• Melibatkan semua karyawan pada semua tingkatan dalam struktur toko untuk memenuhi tujuan perusahaan.
• Memberikan gambaran kepada Chief Command khususnya mengenai kemungkinan kerugian dari sejumlah gangguan operasional bisnis ritel.
• Meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistemastis yang didasarkan atas ketersediaan informasi sekitar (pers, institusi resmi, aparat, issue dan info dari RCT di kantor pusat).
• Mempercepat proses recovery.
• Menurunkan potensi kerugian yang lebih besar.
5. Kebutuhan menjadi “Peritel berskala nasional pilihan utama konsumen”.
Effective cost akan dapat diwujudkan bila sejumlah potensi gangguan operasional atau potensi kerugian dapat dicegah secara dini. Sehingga kinerja perusahaan bisa tumbuh sehat, kuat dan mampu mewujudkan “niatan” menjadi Peritel berskala nasional pilihan utama Konsumen.
6. Indonesia sebagai Wilayah Rawan Bencana.
Data statistik bencana di Indonesia menggambarkan bahwa 83% wilayah Indonesia adalah wilayah bencana alam. Mulai dari banjir, angin putting beliung, gempa vulkanik hingga tsunami.
Aspek psikodemografis dan kualitas sumber daya manusia pada umumnya juga memberikan kontribusi semakin besarnya peluang resiko terjadi. Sebagai contoh saat ada pemilu, pilkada, penertiban pedagang kaki lima dan unjuk rasa, tidak jarang menimbulkan gesekan-gesekan massa yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Tingkat pendidikan masyarakat atas perbedaan pandangan dan pendapat, juga bisa memicu bentrokan, kerusuhan dan aksi anarkis.
Pada akhirnya kesadaran untuk hidup bersama dengan sejumlah potensi gangguan alam, sosial dan politik, sudah menjadi paket kebijakan operasional pelaku bisnis ritel.
7. Faktor Lainnya.
Kebutuhan akan adanya sistem dan proses pengelolaan resiko yang komprehensif dan terpadu antara lain dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
• Sistem pendukung Manajemen Resiko baik, sistematis dan berkualitas memang membutuhkan investasi yang besar dan terpadu guna memastikan pengendalian resiko efisien, efektif dan tidak tumpang tindih. Karena hal itu, dalam Risk Management ada bagian RCT (Risk Control Team), Loss Prevention, Security dan Bisnis Sisdur.
• Semakin beragamnya bentuk resiko dan modus resiko yang terjadi di operasional toko.
• Resiko operasional bisa terjadi secara serentak, beragam dan kompeks. Pada saat gangguan operasional terjadi di berbagai wilayah dengan beragam bentuk, maka diperlukan acuan tindakan yang sama (satu persepsi) guna menghadapi kasus / bencana yang terjadi. Disinilah diperlukannya satu pedoman penanganan, SOP atau Business Continuity Plan.
Uraian diatas tentu menuntut sebuah sistem dan proses pengelolaan resiko yang mudah diubah (fleksibel dan dinamis), dalam arti selalu disesuaikan dengan kebutuhan secara cepat dan murah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar